AdSense Page Ads

Sunday, February 19, 2012

Melihat Keindahan, Ada Waktu?




Bayangkan anda melihat seorang pemusik di jalanan. Bayangkan anda saat itu sedang terburu-buru. Seberapa pun indahnya, apakah anda akan berhenti untuk mendengar? Mungkin sebagian besar tidak, karena anda "dikejar waktu" dan lagipula, ia hanya pemusik jalanan toh.

Nah sekarang, bayangkan bila pemusik itu ditempatkan di sudut mewah atau cafe terkenal dengan tag: "Tuan A: Pemusik Terkenal"; seberapa buru-burunya pun anda apakah anda akan berhenti untuk melihat? Saya yakin akan banyak yang berhenti melihat.

Terakhir, bayangkan bila sebenarnya si pemusik jalanan itu lah yang pemusik terkenal. Dan anda sebenarnya bisa saja menikmati konser gratis nya di pinggir jalan daripada membayar jutaan untuk konser resminya. Ouch. Menohok ga sih.

Inilah yang terjadi di Washington D.C. Pemusik terkenal Joshua Bell bermain secara incognito ala pemusik jalanan di Stasiun Metro, baca cerita selengkapnya disini. "Acara" ini diselenggarakan oleh Washington Post sebagai bagian dari eksperimen sosial tentang persepsi, selera, dan prioritas orang. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah: dalam lingkungan biasa pada jam tidak tepat: Apakah kita mampu melihat keindahan? Apakah kita mau berhenti untuk menghargainya? Apakah kita bisa mengenali bakat dalam konteks yang tak terduga? Ternyata belum tentu.

Dalam buku The Naked Ape, Desmond Morris menggambarkan secara brilian kehidupan masyarakat purba yang tidak dikejar waktu. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya siapa yang mengejar kita sehingga kita tidak mampu berhenti sejenak dan mengagumi/menikmati hidup? Kenapa SMS/telepon harus dijawab saat itu juga dan tidak menunggu sampai anda memiliki waktu luwang sebagaimana jaman dahulu dengan surat/pos biasa? Terkadang tanpa sadar kita terus berlari dan mengejar sesuatu, sampai melupakan bahwa hidup cuma sekali, sampai tidak sadar bahwa hidup itu indah.

So yeah, lain kali anda merasa melihat/mendengar/mencium/menyentuh sesuatu yang indah, berhenti sejenak untuk menikmati, manjakan kelima indera kita. Lupakan bahwa "sesuatu" itu tidak berada di tempat yang tepat. Ibaratnya, pemusik jalanan pun bisa anda nikmati musiknya bila ia memang benar-benar bagus. Lihat jauh kedalam, jangan dari kulitnya. Saya yakin hidup anda akan jadi lebih baik :)

2 comments:

  1. It easier to say untuk seseorang yang hidup nya di Bali... hahaha.....

    ReplyDelete
  2. Wkwkwkw... gw juga melihat keindahan kok di Jakarta... Buktinya gw melihat elu.. ;)

    ReplyDelete

Search This Blog