AdSense Page Ads

Tuesday, November 19, 2013

Ayo Bangkit Indonesia!!!

Tahukah anda satu kesamaan tiap kali ada artikel tentang Indonesia di media Amrik? Komentar negatif.

Baru saja saya membaca berita tentang gempa bumi di wilayah timur Indonesia. Saya bersyukur tidak ada korban jiwa ataupun efek yang signifikan. Namun yang bikin saya emosi adalah komentar-komentar pembaca yang sinis/negatif. Ada yang bilang Indonesia "muslim crap-hole", ada yang bilang Obama bakal kesini bagi-bagi duitnya Amerika (kaya kita butuh getooo). Menyebalkan banget ga sih?



Masalahnya, komentar-komentar ini selalu ada tiap kali ada artikel tentang Indonesia. Seolah-olah bagi pembaca budiman kita di Indonesia ini: 
A) Perusak lingkungan - karena nebangin hutan
B) Teman kongkow/ce-es annya Obama yang akan selalu dilindungi dan dikasi duit
C) Negara terbelakang dan amat-sangat miskin yang terus minta bantuan ke luar negeri
D) Pusat teroris

Tiap kali komentar-komentar ini muncul saya selalu berusaha mencounternya walau saya tahu tidak banyak gunanya karena orang-orang model begini tidak akan percaya atau peduli dengan pendapat saya. Tapi saya mencounter bukan dengan tujuan membalas si komentator dodol itu, saya mencounter agar pembaca lainnya mengenal Indonesia lebih baik. 

Saya ingin pembaca Amrik tahu bahwa:
A) Hutan kita ditebang dan sumber daya kita dikuras bukan karena penduduk Indonesia rakus, tapi justru untuk melayani demand/permintaan global yang mayoritas datang dari negara maju.
B) Obama bukan ce-es kita. Dia cuma pernah sekolah sebentar disini dan sejujurnya saya ga yakin dia segitu mesra/nge fans nya dengan Indonesia. Jangan nyari2 alasan cuma karena ga suka Obama terus dikait2kan dengan (konon) negara teroris
C) Hello? Situ yang butuh kita. Kearifan lokal Indonesia itu cukup untuk bertahan hidup dimanapun, dan sumber daya alam kita juga melimpah ruah. Jangan salahkan kita miskin, salahkan penanam modal yang maunya ngeruk kekayaan Indonesia saja. Dan kalau ga rela kasi bantuan ya ga usah...
D) Indonesia BUKAN negara Islam, dan Islam juga tidak identik dengan teroris. Hampir semua teman saya yang beragama Islam oke punya dan tidak mengikuti stereotip "teroris" hasil ke-parno-annya orang Barat. Dan lagi, kalau kita segitu terorisnya kenapa ga kita yang diserang duluan setelah Afganistan etc?


Demi meringankan gejala homesick saya, si Akang memasang peta Indonesia yang besar di dinding apartemen kami. Setelah dipasang dia komentar: Indonesia itu ternyata besar ya. Dan dia tidak salah. Indonesia itu memang besar. Pertanyaannya, apakah kita yang orang Indonesia sadar kalau negara kita adalah negara besar, baik dari segi ukuran maupun kemampuan/potensi? Kita cukup besar sehingga negara-negara lain ngeh (dan parno) soal kita. Kita cukup bijak dan tangguh sehingga bisa bertahan dalam kondisi ekstrim sekalipun. Kita tuh... keren. Tapi biar sekeren apapun tidak akan ada pengaruh/manfaatnya kalau kita tidak ngeh kalau kita keren, atau kalau kita tidak sadar siapa dan apa itu orang "Indonesia".

Tiap kali saya baca komentar di media Indonesia, biasanya saling nyolot/ejek mengejek masalah agama. Atau mirisnya saya saat baca "Tanya Jawab Ahok" dimana beberapa pertanyaanya berkaitan dengan rasnya. Sekarang begini ya para pembaca yang budiman, Indonesia itu bukan satu agama saja. Indonesia itu terdiri dari beragam suku bangsa dan beragam agama, dan salah satunya adalah keturunan Cina. So what gitu lho? Si Mbak ini marah-marah karena dia merasa distereotipkan sebagai keturunan Asia timur, padahal dia warga negara Amrik. Saya nggak mengerti kenapa dia harus emosi, mengingat kebanyakan orang Asia belum terlalu lama menjadi imigran disana, paling tidak yang tercatat (untuk asia timur) adalah semenjak 1778 dan abad ke 19. Wajar kalau mereka masih dianggap "asing". Sementara di Indonesia yang keturunan Cina nya sudah berabad-abad dan bergenerasi-genenrasi, beberapa keturunan kerajaan bahkan menikah dengan penguasa lokal, kenapa masih dipertanyakan dan diperdebatkan bahwa mereka warga minoritas? Bukankan Bali yang cuma pulau kecil juga hitungannya minoritas? Atau Lombok dan Sumba?

Kalau kita mau Indonesia bangkit, kalau kita mau Indonesia berjaya, kita harus berhenti berpikir "Saya!!!". Anda ya memang anda, tapi mari berpikir lebih jauh dari sekedar keberadaan anda, mari berpikir tentang keberadaan anda selaku warga negara Indonesia. Indonesia tidak dimerdekakan oleh satu golongan/agama/ras/suku saja, dan tidaklah mungkin Indonesia bisa dijalankan dan meraih potensi maksimalnya hanya dengan satu golongan/agama/ras/suku saja. Kalau mau begitu, pilihannya adalah kembali ke jaman pra-kemerdekaan dimana Indonesia terdiri dari berbagai negara-negara/kerajaan-kerajaan kecil yang dimana mudah sekali dimangsa oleh negara besar. Apa ini yang anda inginkan?

Saya ingin orang tahu hebatnya Indonesia, saya ingin orang menghormati negara dan asal-usul saya dan berhenti mengolok-oloknya. Satu-satunya cara adalah menyadarkan mereka (dan dunia plus orang Indonesia sendiri) betapa hebatnya dan kerennya Indonesia. Dan ini tidak akan tercapai bila kita sibuk bertengkar dengan penuh keparnoan terhadap sesama warga negara yang berbeda agama atau suku, dan bukannya bersatu memajukan Indonesia. Jangan mau dan jangan puas cuma jadi bahan ejekan negara lain. Ayo bangkit Indonesia!!

No comments:

Post a Comment

Search This Blog