AdSense Page Ads

Tuesday, August 16, 2016

Nasionalisme

#Nasionalisme

Gue mah masih berharap Indonesia bakal ngebolehin dwi-kewarganegaraan seperti Filipina dkk. Atau paling nggak ngasi visa yang lebih welas asih seperti Cina yang bisa 10 tahun visa turisnya, jadi orang-orang dari negara Cina disini santai aja pindah kewarganegaraan. Sori ya, pemegang paspor Amerika itu kaya punya pintu kemana saja, bisa kemana saja tanpa pusing visa etc. Waktu ke Singapur dulu gue boleh stay 30 hari, mantan laki gue dengan paspor Amriknya boleh stay 90 hari lho. Tetangga kita itu padahal!

Kalau ngomongin soal nasionalisme, apa iya tergantung paspor? Banyak orang yang nggak punya paspor Indonesia tapi cinta mati sama Indonesia. Banyak juga orang yang paspornya cuma Indonesia tapi dari ujung kaki sampai ujung rambut barang luar negeri semua. Biar kata tulisan di tag bajunya "Made in Indonesia" yang penting brand luar negeri. Males kan. Belom lagi yang riuh rendah mencemooh dan mengkritik (baca: misuh-misuh) begitu ada yang dirasa nggak nasionalis, tapi diem aja saat orang menjerit-jerit kalipah (bukan Kali Malang). Yang pura-pura bego saat sodara se-indonesia ditekan dan diinjak dan dizholimi. Jangan tanya kencangnya suara saat berasa dizholimi oleh hukum yang RESMI berlaku di Indonesia (colek simpatisan FPI). Sono ganti paspor.

Kehidupan sehari-hari juga begitu. Kemarin tumben dapat ngobrol sama mami muda disini, orang kedua yang ngeluh nggak bisa masuk ke kumpulan orang Indonesia di daerahnya. Gue pikir gue doang yang nggak gaul, ternyata komunitas "You can't sit with us" benar adanya. Yang kalau ada acara biasanya gue cengok lalala sendiri, atau datang ala SMP aja (sehabis makan pulang). Padahal disini gue temenan sama semua orang lho, sampai yang nemu di bis aja bisa jadi BFF. Dan ternyata gue nggak sendiri, banyak yang nasibnya sama kaya gini. Ini namanya nasionalisme? Sopir bis gue aja kayanya lebih heboh pas tahu gue orang Indonesia. Serius.

Apa iya nasionalisme itu mesti yang berkorban nggak jelas, yang harum namanya etc? Jelas nggak. Sekedar ngebantu sesama orang Indonesia ke kehidupan yang lebih baik itu juga nasionalisme. Sekedar baik dan beradab aja sama sesama orang Indonesia tanpa melihat ras dan agamanya itu udah nasionalisme. Sekedar say hi dan bikin dia ngerasa welcome dan ga jelek-jelek banget, entah dia orang baru di luar negeri atau office boy kantor anda, itu juga udah nasionalisme. Mendorong anak perempuan untuk belajar demi masa depannya itu udah nasionalisme. Mendorong anak lelaki untuk memperlakukan perempuan dengan penuh hormat itu udah nasionalisme. Kenapa? Karena masa depan bangsa ini ada di tangan mereka.

Nasionalisme nggak harus "siap berkorban demi bangsa dan negara". Kalau memang jalannya berkarya di luar negeri karena di dalam negeri tidak memungkinkan ya monggo lho. Kenapa tidak? Kalau elo pikir sumpah kewarganegaraan orang Amerika itu mengerikan, banyak kok kejadian yang orang amrik hasil naturalisasi seperti (mantan) pak menteri ujung-ujungnya jadi spy atau teroris. Banyak juga orang amrik yang ujung-ujungnya ngelepas kewarganegaraannya, apalagi yang kaya, karena di Amrik kekayaan yang didapat di negara lain pun tetep kena pajak. Ngehek kan jadi kena pajak berkali-kali.

FYI, saya sudah pernah disarankan untuk melakukan yang dilakukan pak (mantan) menteri. Ga akan ketauan, bisik si pembisik ini. Saya mah males ya. Bukan karena nasionalisme, tapi karena kalau ketauan berabe. Nggak penting juga, karena hak dan kewajiban pemegang green card kurang lebih sama dengan citize, cuma nggak bisa voting dan hal-hal yang berurusan dengan security clearance (jadi polisi etc). Tapi yang jelas dwi-kewarganegaraan petak umpet ini bukan barang baru.

Yang kita baru ngeh soal bendera tiap 17 agustus, sama seperti orang sini baru ngeh be kind and giving tiap mo natalan, apa iya itu nasionalis? Yang ngedukung tim badminton kita pas olimpiade aja, tapi cuek bebek kalo nggak (dan yang keturunan Cina habis kita maki-maki pada kesempatan lain), apa iya itu nasionalis? Yang tiap ngeliat artikel tentang rendang dan keindahan alam Indonesia langsung: I'm Proud to be Indonesian!!, apa iya itu nasionalis? Setau saya itu namanya latah.

Seperti cinta-cinta lainnya, it's true love if you love it as a whole. True love kalau kita menerima apa adanya, dan mau berusaha memajukan satu sama lain demi kehidupan dan masa depan yang lebih baik. Ini definisi Nasionalis, cinta tanah air dan bangsa. Mau paspornya apa kek nggak ngaruh. Security breach pastinya jadi pertimbangan kalau soal Pak (mantan) menteri, tapi itu sama sekali nggak bisa jadi patokan nasionalisme beliau. Mending doi daripada situ yang pede banget paspor Indonesianya dapet diperpanjang di luar negeri. Salam Merdeka!!!!

1 comment:

Search This Blog